Get Chitika | Premium

Mewaspadai Penyakit yang Timbul Dimusim Hujan dan Akibat Banjir

Sunday, February 14, 2010

SELAIN demam berdarah (DB) yang saat ini sedang merebak, masyarakat diminta mewaspadai beberapa jenis penyakit yang kerap muncul di waktu musim hujan dan banjir. Curah hujan yang meningkat membuat sejumlah daerah bagai kolam raksasa. Pemukiman penduduk tergenangi air, bahkan terendam. Kendati banjir adalah 'tamu' tak diundang, namun selalu datang setiap tahunnya. Persoalan yang muncul saat banjir bukan hanya genangan air, rumah terendam, atau orang meninggal akibat hanyut, tetapi munculnya berbagai penyakit.



Diare, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit kulit datang saat banjir dan pascabanjir. Karena itu, penyakit-penyakit harus diwaspadai, selain DB yang saat ini sedang merebak dan menelan korban jiwa ratusan orang, penyakit tersebut harus segera diantisipasi masyarakat. Tetapi, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir, jika upaya antisipasinya dilakukan dengan baik. Jurus antisipasi pun tidak sulit dilakukan. Caranya, dengan memerhatikan sanitasi Lingkungan dan masalah higienis. Setelah memerhatikan lingkungan sekitarnya, lalu tanamkan pola hidup sehat. Biasakan mengonsumsi air yang bersih dan sudah dimasak. Cuci tangan sebelum makan dan menghindari daerah yang sangat lembab. Kalau bisa mengungsi ke daerah yang lebih aman dan sehat. Tujuannya untuk menghindari risiko terkena penyakit lebih parah.

Untuk menangkal serangan penyakit di musim hujan dan banjir, masyarakat disarankan membentengi tubuh dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Meningkatkan daya tahan tubuh dapat dengan cara mengonsumsi makanan seimbang. Makanan yang dapat meningkatkan daya tahan adalah protein dan buah-buahan. Protein dikenal dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Sementara buah-buahan yang mengandung berbagai vitamin dikenal sebagai sumber
zat yang meningkatkan daya tahan tubuh.

Selain itu, banjir juga membawa dampak psikologis. Tidak sedikit warga yang harta bendanya hancur akibat banjir mengalami stres, gelisah, dan anxiety.
Tidak menutup kemungkinan akibat stres, daya tahan tubuh pun menurun. Kalau sudah stres akan mudah penyakit menyerang,

Kualitas air

Faktor lingkungan sangat menentukan berkembangbiaknya bakteri-bakteri penyebab diare.
Kualitas air sangat tergantung pada kondisi daerahnya. Sebetulnya hujan baik bagi air itu sendiri. Karena air yang ada di tanah akan diangkat ke permukaan. Biasanya air tanah ini sudah jernih karena unsur organiknya rendah. Sebetulnya proses turunnya hujan membuat air tanah melakukan filterisasi secara alamiah sehingga ketika terangkat ke permukaan, airnya justru lebih bersih. Tetapi karena masalah lingkungan buruk, air yang bersih ini tercampur dengan air yang tercemar. Air yang tercemar banyak mengandung unsur organik, seperti bakteri E-Coli yang menyebabkan diare, tifus, dan desentri.

Jadi, problem sekarang ini munculnya diare dan penyakit menular lainnya akibat banjir dikarenakan sanitasi yang buruk.Air tanah dangkal sekitar 0-40 meter dari permukaan sangat rentan terhadap pencemaran. Air yang dangkal ini mudah tercemar dari luar,
seperti industri, pom bensin atau bahan kimia lainnya. Apalagi di masyarakat masih banyak dijumpai adanya sumur terbuka, sehingga sangat memungkinkan kotoran atau limbah masuk. Di pemukiman padat, terutama di tepi bantaran sungai, seperti di tepi Sungai Ciliwung, sanitasi yang dibangun cukup buruk. Belum lagi masyarakat memiliki
budaya membuang sampah sembarangan di sungai.

Baca artikel terkait lainnya :



0 comments:

 
 
 
free counters